PKS KOTA MAGELANG -- Sudah
banyak cerita tentang berbagai keunggulan Bangsa Indonesia baik itu dari segi
sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Namun dengan segala potensi itu
ternyata belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang makmur dan
sejahtera. Mengapa demikian? Mungkin itu adalah cobaan kita sebagai bangsa yang
besar. Semakin besar suatu bangsa maka tantangannya pun akan semakin besar.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan itu Indonesia tidak hanya butuh seorang
pemimpin yang cakap melainkan juga sosok pemimpin rabbani yang selalu menjaga
hubungan dengan TuhanNya. Sosok pemimpin rabbani menjadi penting karena sebagai
manusia tentu saja kemampuan seorang pemimpin dalam menyelesaikan masalah itu
terbatas. Sedangkan Tuhan tidak mempunyai keterbatasan.
Kedekatan
dengan Tuhan penting karena pertolongan Tuhan akan senantiasa menyertai hamba
yang dekat dengan-NYA. Kemenangan yang gemilang dicapai oleh Rasulullah dalam
perjuangan melawan kaum musyrikin karena Rasulullah SAW senantiasa mendapatkan
pertolongan dari Allah SWT dan
pertolongan Allah itu datang tidak hanya dalam satu jalan melainkan dalam
berbagai jalan yang bahkan tidak terpikirkan oleh manusia. Dalam perang badar
misalnya, Rasulullah mencapai kemenangannya walaupun dengan jumlah pasukan yang
sangat timpang karena pada saat itu Allah menurunkan malaikat-Nya untuk
membantu perjuangan Rasul.
“
Sesungguhnya Aku akan mendatangkan kepadamu bala bantuan dengan seribu malaikat
yang datang berturut – turut .’’ ( Q.S. Al Anfal : 9 )
Perang
khandaq adalah bukti berikutnya pertolongan Allah kepada hambanya yang
senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT. Kala itu Madinah akan dihancur
leburkan pasukan koalisi dari kaum yahudi yaitu Bani Nadhir dan Bani Quraidzah
serta kaum musyrikin yang terdiri dari gabungan pasukan Bani Quraisy, Bani
Salim, Bani Murrah, Bani ‘Asyja’ dan Bani Sa’ad, Jika ditotal maka kekuatan musuh
Islam pada waktu itu mencapai kurang lebih sepuluh ribu bala pasukan.
Pertolongan Allah kali ini turun lewat ide seorang Salman Al-Farisi yang
merumuskan pembuatan sebuah parit di sekeliling Madinah untuk menghalau
pergerakan musuh dan diturunkannya angin yang disertai hujan sehingga pasukan
Musyrikin dibawah pimpinan Abu Sufyan dapat di pukul mundur.
Apa
yang terpikirkan di akal sehat manusia bila mendengar pasukan berjumlah tiga
ribu orang melawan pasukan berjumlah ratusan ribu orang ? dihitung dengan
pendekatan apapun hasilnya pasti kemenangan akan direnggut oleh pasukan yang
menang mutlak dalam hal jumlah. Namun tragedi perang mut’ah berkata lain, dalam
perang tersebut sejumlah tiga ribu
pasukan muslimin berhasil memukul mundur seratus ribu pasukan romawi dan
seratus ribu pasukan Nashara Arab. Pencapaian tersebut tidak lepas dari
pertolongan Allah SWT atas pasukan dan komandan perang Ja'far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah,
dan Abdullah bin Rawahah yang tidak lagi disangsikan ketaatannya pada Allah
SWT.
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya
adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah
sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
Siapakah sosok pemimpin yang dijanjikan
Rasulullah akan menaklukan pusat peradaban dunia pada masa itu ? Dialah Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih . Al – Fatih adalah seorang sultan, ulama, sekaligus
ahli strategi perang yang shalih. Muhammad Al–Fatih adalah seorang pemimpin
yang tidak pernah meninggalkan shalat wajib, rawatib dan tahajjud sejak baligh
sampai wafatnya. Al–Fatih juga seorang panglima perang yang selalu memelihara
kedekatan dirinya dan pasukannya dengan Allah Sang pencipta alam semesta. Seluruh
pasukan Sultan Muhammad Al–Fatih adalah pasukan yang tidak pernah meninggalkan
shalat wajib sejak baligh dan separuh dari pasukan itu tidak pernah
meninggalkan qiyamul lail. Pantaslah
jika kemudian Al–Fatih dan pasukannya mampu menaklukkan Konstantinopel, inilah
sekali lagi bukti sejarah bahwa pertolongan Allah akan senantiasa menyertai pemimpin yang dekat dengan Tuhan-Nya. [dakwatuna]
0 komentar:
Posting Komentar