" Bersama PKS )|( , Membangun Magelang, Menuju Indonesia yang Adil dan Sejahtera, dengan : Cinta, Kerja, Harmoni "
Home » » Ayo Serbu Molen Imut nan Manis, Camilan Khas Tawangmangu

Ayo Serbu Molen Imut nan Manis, Camilan Khas Tawangmangu

Written By PKS KOTA MAGELANG on Senin, 14 Maret 2016 | 14.3.16

Rohadi, wakil bupati Karanganyar menganjurkan untuk melarisi produk lokal daerahnya pada seluruh peserta Kopdar Komunitas Kreatif Jawa Tengah yang tengah bersiap melakukan eksplorasi potensi lokal daerah yang tersebar di Tawangmangu pada Ahad (13/3).
"Datanglah ke Karanganyar dan belilah produk lokalnya di warung-warung lokal," himbau Rohadi dalam sambutannya pagi tadi didepan ratusan peserta Kopdar Humas PKS Se-Jateng.
Molen Imut nan Manis, Camilan Khas Tawangmangu
Tim Humas DPD PKS Kota Magelang beramai-ramai menikmati Molen Imut nan Manis Tawangmangu (13/3) | Fotografer: Agung J.S.
Molen, merupakan camilan yang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga warga Tawangmangu. Bentuknya yang lebih kecil dari kebanyakan molen lain, membuat kesan imut bagi wisatawan yang mampir membeli. Selain imut, molen khas Tawangmangu juga manis, selain karena isian molen berasal dari Pisang Bawen Tanduk yang terkenal manis, juga karena adanya tambahan gula halus yang dikemas dalam plastik kecil sebagai pelengkap sajian.
"Karena ukuran Molen yang kecil-kecil imut, saya menjadi tidak bosan saat menikmatinya apalagi ditambah dengan bubuk gula yang bisa dicocol untuk menambah rasa manis," komentar Woro Isti Palupi (ketua humas DPD PKS Kota Magelang) atas pengalaman barunya.
Pisang Bawen Tanduk
Pisang Bawen Tanduk memiliki kenampakan warna kuning emas, bentuk seperti tanduk panjang, dan rasa manis yang khas, serta tidak cepat busuk walau kenampakan kulit pisang berbintik hitam.
"Berbeda dengan jenis pisang jenis lainnya, Pisang Bawen Tanduk memiliki kekhasan tersendiri. Jika pisang semakin lama disimpan, maka rasa pisangnya akan semakin manis dan tidak pula cepat busuk," terang Warsi (28) yang sudah berjualan selama 5 tahun di jalan Raya Lawu 50 meter sebelah timur Pasar Wisata Tawangmangu pada Ahad (13/3).
Warsi memotong-motong pisang Bawen tanduk dengan cekatan
Warsi (28) tengah membalut potongan pisang dengan adonan tepung terigu yang sudah dibuat Darni (35)
Warsi (28) terlihat sedang menggoreng Molen
Warsi tidak bekerja sendiri. Selama mangkal dari pukul 08.00 hingga tengah malam, ia dibantu Darni (35) sepupunya. Selesai memotong-motong pisang bawen tanduk, dengan cekatan Warsi membalutnya dengan adonan tepung terigu, telur, gula, dan mentega yang telah digiling Darni. Disela-sela aktivitasnya, Warsi membagikan tips dan trik agar hasil gorengan yang diperoleh bisa optimal.
"Kalau bisa, balutan tepung terigunya jangan terlalu tipis, agar hasil gorengannya nanti bisa garing dan tidak terlalu berminyak," jelas ibu yang telah dikaruniai dua anak ini.
Ratusan molen yang telah siap dijajakan
Molen Imut nan Manis khas Tawangmangu, cocok dijadikan camilan dan oleh-oleh baik warga lokal maupun wisatawan. Tidak hanya warga lokal yang berlalu lalang, tetapi banyak juga wisatawan luar kota menjadi penikmat Molen khas Tawangmangu ini. Ada juga yang memesan molennya sebagai oleh-oleh kaum kerabat dan keluarga sebagai tombo kangen (obat rindu.red). Bagi yang ingin membelinya sebagai oleh-oleh, Warsi menyarankan agar membeli yang masih dalam keadaan setengah matang karena lebih tahan lama.
"Molen  dalam kondisi masih setengah matang, kualitasnya masih bisa bertahan dengan baik selama dua pekan jika disimpan dalam kulkas,” ungkap Darni yang pernah melayani pembeli dari luar kota seperti Jakarta dan Bali dengan jumlah pesanan hingga 10 kardus.
Sebelum berjualan molen, Warsi sudah terlebih dahulu berjualan ayam goreng. Selama satu tahun berjualan ayam goreng, Warsi sekaligus membantu kakaknya yang memiliki usaha dagang molen dan gorengan. Saat itulah ia mendapatkan pengalaman berjualan molen dan gorengan.
“Saat berjualan ayam goreng,  waktu luang yang tersisa saya gunakan untuk membantu kakak berjualan molen dan gorengan. Pada awalnya saya sama sekali tidak berfikir untuk membuka usaha seperti kakak saya,” kenang Warsi.
Omset bisnis gorengan dan molen Warsi dan Darni pada hari-hari biasa dapat mencapai Rp 300.000,00 hingga Rp 500.000,00, sedang pada masa liburan bisa mencapai dua kai lipatnya. Dalam sehari produksi, Warsi dan Darni bisa menghabiskan pisang satu tundun dan 8-12 Kg tepung terigu. Hanya dengan merogoh kocek seribu rupiah, anda dapat menikmati kelezatan tiga buah Molen Imut nan Manis khas Tawangmangu.
Ketika ditanya perihal persaingan antarpedagang molen dan gorengan di kawasan Pasar Wisata Tawangmangu, Bu Darni menyatakan dengan tegas bahwa tidak ada persaingan. Harga disetiap penjual sama, yang membedakan hanya di resep komposisi adonan tepungnyayang dapat mempengaruhi rasanya.
"Tidak ada persaingan, karena Allah yang kasih rezeki. Kalau rasanya enak, pasti tuman (ketagihan.red)," ungkapnya sambil membalik molen di penggorengan dengan panas  minyak yang bergejolak.
Keyakinan bahwa rezeki itu sudah diatur Allah, ternyata terbukti benar. tidak lama kemudian datanglah seorang pelanggannya yang berhasil kami wawancarai. Riani (25) salah satu pelanggannya menyatakan kepuasan terhadap kualitas molen yang dijual Bu Warsi. 
"Hm.. alasannya ya karena rasa molennya enak, kalau ke Tawangmangu pasti mampir beli ini dulu," ungkap Riani wisatawan asal Solo. 
Lokasi gerobak Warsi dan Darni di Jalan Raya Lawu
Masih penasaran dengan molen Tawangmangu yang imut dan manis ini? Silakan datang dan nikmatilah kerenyahan dan kehangatannya. Sambil minum teh atau kopi, pisang molen Tawangmangu cocok dijadikan bekal saat menikmati segarnya Air Terjun Grojogan Sewu atau dinginnya Puncak Gunung Lawu. (Tari/EM)

Fotografer: Agung J.S. | RPF Kota Magelang
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template Created : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. PKS KOTA MAGELANG - All Rights Reserved
ReDesign by PKS KOTA MAGELANG
Powered by Blogger