Keluarga menentang keras, pasti. Brodie marah dan bertengkar
dengan ibunya. Keluar dari rumah. Hidup di jalanan kota London, Inggris.
Setelah itu, hidupnya berturut makin kacau. Masuk panti sosial, dituduh menipu,
minum alkohol, narkoba, hingga "ada main" dengan salah satu pemain
Arsenal.
Sosoknya, lahir 14 Maret 1987, mulai dikenal publik
internasional saat masuk reality show, Big Brothers, kira-kira 10 tahun yang
lalu. Saat itu tak ada yang menyangka Brodie sebenarnya laki-laki. Begitu
identitas aslinya terendus, bum! Profil Brodie langsung melesat tajam, langsung
dicari-cari.
Tak heran, Brodie sempat merasakan limpahan materi dari
dunia entertainment. Disebut-sebut, selama berkarir di Hollywood, pria berdarah
Ambon dan Skotlandia ini mendapatkan bayaran hingga US$4,6 juta atau sekitar Rp
62.3 miliar.
Meski tenar dan memiliki uang banyak, Brodie merasa hidupnya
kosong. Seperti ada sesuatu yang hilang. Kegelisahan ini menuntunnya dalam
pencarian jati diri lagi. Saat itulah, ia berkenalan dengan al-Quran, sekitar
tahun 2009. Saat membaca isinya, Brodie tertegun karena merasa ditegur.
"Saya buka Al Qur'an, ada sesuatu yang kayak bilang bahwa hidup saya selama ini tuh dosa."
Tertarik mencari soal Islam lebih dalam, Brodie pun mencari
seorang 'alim untuk menuntunnya. Selama proses belajar inilah, ia perlahan
berusaha ikhlas menerima cobaan hidupnya. Belajar menerima dirinya lagi sebagai
laki-laki.
Setahap demi setahap, Brodie mulai melazimkan dirinya
sebagai pria. Dia meninggalkan perilaku seperti wanita. Bersyukur, dalam proses
ini, seorang kawan Brodie tak henti memberinya dukungan. Namanya Indry. Wanita
ini percaya Brodie bisa berubah. Membuat Brodie yakin ia tak sendiri.
Lalu, keinginan itu muncul. Keinginan yang selama ini tak
terbetik selama Brodie menjadi Samantha. Ia tertarik meminang Indry. Menikah,
layaknya laki-laki dan perempuan.
Tak disangka, Indry said yes. Dia mau diperistri. Allahu
akbar!
Sam Brodie pun menikah pada tahun 2010, usai bersyahadat.
Masuk Islam, menjadi muallaf.
"Islam itu luar biasa, pelan-pelan saya berubah. Saya
merasa lengkap sekarang. I have family dan nggak kekurangan.
Alhamdulillah."
Kisah Brodie dirangkum dalam buku "Samuel, Samantha,
and Me." Dia ingin berbagi inspirasi, bahwa semua orang bisa berubah.
Keputusannya untuk menjadi perempuan, misalnya, dilatarbelakangi kekerasan yang
dialaminya di masa kecil. Dia bisa kembali berubah dengan menerima masa
lalunya, dan mendekat pada Allah Swt.
"Tidak ada kata terlambat untuk kembali," tutup
Brodie.
@dicopas dari group sebelah mungkin bermanfaat untuk
berdakwah ke kawan-kawan yang lagi memilih jalan dosa.
Informasi tambahan utk FGD FPKSDPRRI 24 februari 2016
0 komentar:
Posting Komentar