Ditengah derasnya arus informasi yang
menjadikan tokoh-tokoh fiktif di sinetron atau selebriti yang jauh dari akhlak
karimah, dua tokoh muslimah ini tetap relevan menjadi acuan
Oleh: Eka Safitri
Deputi Kajian Perempuan, Anak dan Keluarga
Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) PKS DKI Jakarta
Silaturahmi Tokoh BPKK DPD PKS Kota Magelang | FOTO: Srikandi Puji Lestari |
1. Asiyah binti Muzahim
Perempuan muslimah yang akhirnya
hayatnya mati syahid di jalan Allah ini, sangat layak untuk beralasan untuk
tidak berdakwah dan berjihad serta memperbaikii mayarakatnya yang super
rusak karena kemusyrikannya dengan menuhankan Fir’aun, seperti yang telah Allah
SWT rekam dalam surah At-Tahrim ayat 11. Sangat layak kalau saja ia berlasan
dengan alasan-alasan berikut ini;
- Suami yang sangat tidak kondusif, tidak saja musuh bebuyutan bagi dakwah, namun juga sebagai orang yang kafir dan mengaku sebagai Tuhan. Namun tidak menyusutkan semangatnya untuk berdakwah dan memperbaik masyarakat dengan mengajaknya beriman kepada Nabi Musa AS dan bertauhid kepada Allah SWT, walupun taruhannya nyawa. Dan terbukti, akhirnya syahidah karena dibunuh suaminya sendiri, sebagai gantinya rumah di Surga Allah.
- Lingkungan kehidupan yang tidak kondusif, karena semua
takut akan mata-mata Fir’aun yang kapan saja melihat ada yang melakukan
gerakan melawan sistem kehidupan
yang dibangun Fir’aun, maka akan segera diculik dan dibunuh. Sehingga
Asiyah bersama orang-orang beriman yang lain, yang tinggal di istana,
melakukan dakwah sirriyah yang sangat rapih, sehingga tidak sedkit, mereka yang
beriman kepada Allah.
- Negara yang sangat tidak kondusif sistemnya, kondisi
masyarakatnya dan lain-lainnya. Cukup kuat bagi Asiyah untuk menyerah dan
beralasan, tidak berbuat islahul ummah (perbaikan masyarakat) dalam kondisi seperti ini.
Namun karena keyakinnannya dengan
pertolongan Allah bagi siapa saja yang menolong agama Allah, sebesar apa pun
halangannya, tetap Allah SWT akan menolong hamba-hamba-Nya yang berjuang di
jalan Allah. Dan hamba itu adalah seorang perempuan yang sering disebut makhluk
yang lemah, lembut tidak berdaya. Namun hal itu tidak berlaku bagi Asiyah binti
Muzahim. Maka bermimpilah ibu di zaman ini menjadi Asiyah binti Muzahim abad ini, niscaya
Allah akan menolong hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya.
Saat semangat-semangatnya dalam
intensif beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, sampai-sampai Allah
memilihnya menjadi perempuan yang paling unggul dan disucikan. Tiba-tiba Allah
memintanya untuk berperan dalam islahul ummmah,
betapa pun masyarakatnya nanti akan sangat menentangnya dan memeranginya.
Proses peran tersebut dimulai dari peristiwa-peristiwa berikut;
- Tiba-tiba Allah mengutus malaikat yang menemuinya untuk
memberikan kabar gembira, bahwa sebentar lagi ia akan hamil.
- Perempuan mana yang tidak kaget luar biasa, yang biasa
disebut perempuan yang paling salihah, tiba-tiba hamil tanpa suami.
- Sebagai manusia berjuta perasaan menggelayut dalam dirinya, mulai
dari ingin mati sebelum
peristiwa ini terjadi, perjuangan saat melahirkan, berpuasa tidak berbicara
kepada siapa pun. Bacalah Al-Quran surat Maryam, niscaya kita akan
marasakan bagaimana kesabaran yang sangat dalam, dari seorang perempuan yang
biasa disebut mahkluk yang lemah tidak berdaya, namun beliau kuat dan
tegar menghadapi ujian Allah sebagai sarana perbaikan umat.
Perjalanan waktu akhirnya
membuktikan. Isa yang dilahirkan tumbuh menjadi seorang anak yang sangat
berbakti kepada ibunya, berakhlak mulia, menegakkan shalat dan menunaikan zakat
sepanjang hidupnya. Maka Allah SWT sebut, seperti inilah kehidupan yang selamat
dan penuh berkah seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 10
sampai 19.
Selamat hari Ibu, jadilah dambaan
umat dan perempuan yang dibanggakan Allah SWT dan Rasulullah saw, karena Anda
adalah pelopor berkhidmat untuk rakyat, bangsa, dan negara.
0 komentar:
Posting Komentar