" Bersama PKS )|( , Membangun Magelang, Menuju Indonesia yang Adil dan Sejahtera, dengan : Cinta, Kerja, Harmoni "
Home » » Pasangan Calon Saling Serang Debat Tahap II Calon Wali Kota Magelang

Pasangan Calon Saling Serang Debat Tahap II Calon Wali Kota Magelang

Written By PKS KOTA MAGELANG on Rabu, 04 November 2015 | 4.11.15

Debat Tahap II Calon Wali Kota Magelang, Saling serang


  
DEBAT KANDIDAT: Tiga pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Magelang memaparkan visi dan misi mereka dalam membangun Kota Magelang saat debat tahap II. |FOTO:Ahsan Fauzi/Radar Kedu
PKSKotaMagelang.Org | LIPUTAN MEDIA- Pelaksanaan debat calon wali kota dan wakil wali kota Magelang tahap kedua Kamis (29/10) malam di Gedung Kyai Sepanjang terbilang lebih tertib dibanding debat tahap I. Kalau yang pertama sempat ada kericuhan di luar gedung, kali ini, baik di dalam dan luar gedung terbilang kondusif alias tertib.

Debat kali ini dimoderatori dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Rochiyati Murniningsih. Tema yang diusung menitikberatkan bagaimana para calon kepala daerah memaparkan cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah. Namun faktanya, paparan mereka kurang menjurus hal-hal yang subtansial dan lebih terkesan saling serang antar-pasangan calon (paslon).

Ketika sesi tanya jawab antarpaslon, calon wali kota nomor urut satu Sigit Wiodyonindito yang berpasangan dengan Windarti Agustina merespon visi misi paslon independen Joko Prasetyo-Priyo Waspodo (Segoro Joyo) yang akan memberikan dana stimulan untuk masing-masing RT/RW di Kelurahan se-Kota Magelang sebesar Rp 50-100 juta. Sigit bertanya apakah program tersebut mungkin dilaksanakan.

“Program tersebut tidak mungkin bisa terwujud dan menyalahi aturan, menyejahterakan rakyat ya harus mengembangkan sektor riil, bukan seperti itu caranya,” sentil calon wali kota yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerinda ini.

Sementara Joko mengkritisi program Sigit ketika menjabat sebagai wali kota. Kegiatan meberangkatkan ketua RT dan RW berwisata dinilai hanya menghambur-hamburkan uang APBD. “Program sejuta bunga saya rasa gagal. Membangun kota tidak hanya dari segi keindahan saja, namun harus bisa menyejahterakan rakyat. Program sejuta bunga hanya slogan belaka, belum bisa menjadi industri kreatif yang bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat,” kata Joko.

Joko juga menyoal perekrutan pemimpin BUMD yang dilakukan wali kota tidak sesuai mekanisme yang benar dan hanya asal tunjuk. “Seharusnya melalui fit and propert test supaya benar-benar mendapatkan direktur yang SDM-nya bagus dan profesional,” tutur mantan wakil wali kota ini.

Sementara paslon Moch Haryanto-Agus Susatyo (Harus Bangkit) menyoroti program Ayo ke Magelang. Haryanto mengatakan program Ayo ke Magelang merupakan produk gagal. “Uang miliaran rupiah terbuang sia-sia, tidak ada manfaatnya untuk kemajuan kota dan kesejahteraan rakyat,” katanya dengan berapi-api.

Masih menurut Haryanto, sebutan Magelang Kota Sejuta Bunga merupakan langkah mundur. “Jika saya diberi amanah, Kota Magelang akan saya ubah menjadi Kota Harapan kembali sedia kala. Hidup, Aman, Rapi, Asri, dan Nyaman (Harapan),” papar purnawirawan TNI itu.

Sementara, Direktur Lembaga Demokrasi Peduli Pemilu (LDPP) Kota Magelang Slamet Rochim menilai debat kedua lebih bagus daripada debat yang perdana. Namun demikian, para paslon belum bisa menjabarkan visi-misinya secara gamblang bagaimana cara menyejahterakan rakyat. Mereka justru masih terlihat saling serang antarpaslon.

“Masih ada kesempatan satu kali debat lagi, saya berharap tidak ada saling serang atau menyudutkan lagi, dan bisa lebih fokus pada persoalan, visi-misi untuk membangun kota lima tahun mendatang,” pinta Rochim. (san/ton)

RADARKEDU.COM
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template Created : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. PKS KOTA MAGELANG - All Rights Reserved
ReDesign by PKS KOTA MAGELANG
Powered by Blogger