" Bersama PKS )|( , Membangun Magelang, Menuju Indonesia yang Adil dan Sejahtera, dengan : Cinta, Kerja, Harmoni "
Home » » Tiga Syarat dalam Perbaikan Diri

Tiga Syarat dalam Perbaikan Diri

Written By PKS KOTA MAGELANG on Selasa, 04 Juni 2013 | 4.6.13

(ilustrasi .Inet).
PKS KOTA MAGELANG -- [Oase], Setiap kita adalah rimba bagi orang lain. Kecuali diri kita sendiri dan Allah tentunya, tak seorang pun akan mampu untuk mengetahui seluk beluknya,. Rimba yang banyak menyimpan misteri bagi orang lain. Siapa pun dia. Sedekat apa pun dia terhadap kita.

Setiap kita adalah rimba bagi orang lain. Hanya diri kita yang mengetahui ada berapa jenis hewan yang bersemayam dalam belantara kita. Hanya diri kita yang mengetahui ada berapa taman bunga yang sangat menawan yang tersembunyi dalam lebatnya belantara kita. Hanya kita yang tahu pasti ada berapa ekor macan, berapa ular berbisa, berapa anjing yang suka menyalak yang menempati sudut-sudut gelap rimba belantara kita. Berapa ekor kupu-kupu yang senantiasa menghiasi hari-hari kita. Berapa ekor merpati yang senantiasa menghiasi langit di atas belantara kita. Sedang orang lain hanyalah mampu melihat sedikit saja.

Kita ibarat belantara. Seperti hutan yang penuh dengan aneka flora dan fauna. Orang hanya mampu mengetuhui apa yang tampak dan kita nampakkan. Seperti rimba yang dipandangi oleh seseorang dari jarak yang sangat jauh. Orang hanya mampu melihat bahwa kita adalah hutan yang hijau. Orang hanya mampu melihat bahwa kita adalah hutan yang gundul. Orang lain tak akan pernah mampu untuk mengetahui secara detail apa yang sesungguhnya ada di dalam belantara kita.

Karena hanya kitalah yang tahu siapa sesungguhnya siapa diri kita, maka sesungguhnya inti perbaikan itu ada pada diri kita sendiri. Orang lain tak akan pernah tahu seberapa besar bibit kesombongan yang ada pada diri kita. Orang lain tak akan pernah tahu seberapa banyak benih keangkuhan yang telah tersebar dalam jiwa kita. Mereka hanya tahu apa yang tampak dan yang kita nampakkan. Padahal apa yang nampak dan kita nampakkan sering kali adalah semu. Tidak nyata.

Karena itu inti perbaikan itu ada pada diri kita. Kalau toh ada orang lain yang ingin membantu memperbaiki kita dengan nasehat-nasehatnya, sesungguhnya mereka akan berhadapan dengan inti perbaikan dalam diri kita. Jika inti perbaikan dalam diri kita itu tidak berfungsi dengan baik maka segala nasehat itu menjadi sesuatu yang sia-sia. Tak akan pernah sampai pada yang diharapkan.

Inti perbaikan dalam diri kita terdiri dari tiga hal. 
 
Pertama adalah kesanggupan untuk senantiasa berdialog dengan nurani kita. Berdialog tentang wujud kita sesungguhnya. Berdialog untuk senantiasa mencari bibit-bibit kesombongan, bibit keangkuhan dan berbagai bibit-bibit penyakit lain yang mungkin bersemayam dalam diri kita. Berdialog dengan nurani kita untuk mencari tahu seberapa besar kadar segala bibit penyakit itu telah tercampur dalam jiwa kita. Yang orang lain tak akan mengetahuinya, kecuali yang tampak dan yang kita nampakkan.

Kedua adalah kejujuran atas nurani kita. Hasil berdialog nurani kita mungkin telah menemukan dan menentukan kadar kesombongan dalam diri kita. Tapi penemuan itu tidak akan bermakna ketika kita gagal untuk jujur mengakui bahwa penemuan itu adalah benar. Sebab hanya dengan kejujuran itu kita menjadi sadar bahwa hal itu memang ada.

Terakhir dari inti perbaikan adalah kesadaran yang timbul dari dalam diri untuk senantiasa melakukan perbaikan. Kesanggupan untuk berdialog dengan nurani dan kejujuran untuk mengakui bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam diri kita akan kehilangan maknanya ketika ternyata dalam jiwa kita tidak ada kesadaran untuk senantiasa melakan perbaikan. Kesadaran untuk senantiasa meningkatkan mutu kehidupan pribadi kita. Kesadaran untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan kita.

Orang yang telah memiliki 3 hal ini, akan senantiasa mencari nasehat. Tidak lagi menunggu dinasehati. Dia tidak akan pernah menunggu sampai ada orang yang memarahinya dengan sebenar-benarnya kemarahan. Apalagi sampai di diamkan, diacuhkan, diabaikan keberadaannya. Bukankah kemarahan hanya layak di berikan pada orang yang bebal dan keras kepala ??!! Wallahu a’lam bishowab. [Ibnu Ahmad]
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template Created : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. PKS KOTA MAGELANG - All Rights Reserved
ReDesign by PKS KOTA MAGELANG
Powered by Blogger