" Bersama PKS )|( , Membangun Magelang, Menuju Indonesia yang Adil dan Sejahtera, dengan : Cinta, Kerja, Harmoni "
Home » » Rofi M, F-PKS : Revisi Asumsi Makro, Cermin Buruknya Tata Kelola Energi

Rofi M, F-PKS : Revisi Asumsi Makro, Cermin Buruknya Tata Kelola Energi

Written By PKS KOTA MAGELANG on Kamis, 30 Mei 2013 | 30.5.13

Rofi Munawar, Anggt Komisi VII DPR RI, Fraksi PKS.
PKS KOTA MAGELANG -- Jakarta [Seputar PKS], Karena rendahnya produksi dan lifting minyak nasional di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2013 hanya mencapai 840 ribu barel per hari jauh dibawah target yang ditetapkan dalam APBN tahun 2013 sebesar 900 ribu barel per hari menyebabkan struktur asumsi makro ekonomi nasional berubah. Di sisi karena besarnya importasi minyak nasional, menyebabkan kenaikan biaya importasi yang berpengaruh langsung terhadap defisit neraca perdagangan nasional tahun 2013.

Ironisnya selama ini Pemerintah tidak memiliki terobosan energi yang revolusioner untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, padahal penurunan produksi minyak nasional sejak satu dekade terakhir telah di bawah 1 juta barel per hari.

Anggota Komisi VII DPR RI Rofi Munawar menanggapi, Pemerintah saat ini mengalami kegagalan di sektor produksi, distribusi dan konsumsi migas. Diantaranya, tercatat ada tiga kegagalan terkait BBM, mulai dari kegagalan produksi minyak dan stagnannya pengembangan energi terbarukan, “Kegagalan distribusi yang terbukti dengan banyaknya pihak yang tidak berhak mengonsumsi BBM bersubsidi dan kegagalan konsumsi yang berujung dengan disalahkanya masyarakat yang dianggap boros mengonsumsi BBM bersubsidi,” ujar Rofi yang berasal dari daerah pemilihan Jawa Timur VII yang meliputi

Dalam asumsi dasar ekonomi makro RAPBN-P, Pertumbuhan ekonomi yang tadinya diasumsikan 6,8 persen dalam APBN 2013 turun menjadi 6,2 persen. Selain memangkas pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah juga mengusulkan perubahan tingkat inflasi dari 4,9 persen menjadi 7,2 persen serta serta nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dari Rp 9.300 menjadi Rp 9.600. terakhir, menetapkan harga minyak Indonesia (ICP) dari US$ 100 per barel menjadi US$ 108 per barel dan penuruan lifting minyak dari 900 ribu barel per hari menjadi 840 ribu barel per hari. [Fraksi PKS DPR RI]
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template Created : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. PKS KOTA MAGELANG - All Rights Reserved
ReDesign by PKS KOTA MAGELANG
Powered by Blogger