 |
| PKS No Urut 3 di Pileg 2014. |
PKS KOTA MAGELANG - [Seputar PKS], Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, menduga rendahnya elektabilitas partai islam, seperti PKS bukan karena ditinggalkan masyarakat. Sebab hal sama juga terjadi pada partai nasionalis yang elektabilitasnya juga anjlok hingga sepertiga.
"Tidak (ditinggalkan), partai sekuler juga ditinggalkan buktinya turun sampai sepertiga," kata Tifatul di Gedung DPR, Senin (18/3).
Dia tak memungkiri bahwa PKS memang termasuk partai menangah. "Walapun di partai Islam, lumayanlah kita yang terbesar," lanjutnya.
Sementara, mengenai capres, kata Tifatul, menilai belum ada tokoh yang kuat untuk diajukan sebagai capres dari partai-partai Islam.
"Siapa coba. Saya di PKS juga bilang sama teman-teman kalau kita di bawah 15 persen ya buat apa mencalonkan. Ya berbenah di legislasi saja," ujar Tifatul.
Kemarin (17/3), Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network) merilis hasil surveinya mengenai perkiraan perolehan suara partai politik pada Pemilu 2014. Hasilnya, partai berbasis massa Islam atau berideologi Islam kalah pamor dari partai nasionalis.
Survei LSI Network yang dilakukan bulan Maret 2013 menunjukkan bahwa tak satu pun partai Islam berada di empat besar perolehan suara.
Semua partai Islam atau berbasis massa Islam yang telah disahkan sebagai partai politik peserta Pemilu 2014 – PPP, PKB, PAN, dan PKS – hanya memperoleh dukungan suara di bawah 5 persen. Elektabilitas PKB tercatat 4,5 persen, PPP 4 persen, PAN 4 persen, dan PKS 3,7 persen.
Tingkat keterpilihan partai Islam dan berbasis massa Islam itu jauh di bawah empat partai nasionalis, yakni Partai Golkar 22,2 persen, PDI Perjuangan 18,8 persen, Partai Demokrat 11,7 persen, dan Partai Gerindra 7,3 persen. Satu partai baru, yakni Nasdem, bahkan elektabilitasnya sejajar dengan PKB yakni 4,5 persen. [suaramerdeka.com]
"Tidak (ditinggalkan), partai sekuler juga ditinggalkan buktinya turun sampai sepertiga," kata Tifatul di Gedung DPR, Senin (18/3).
Dia tak memungkiri bahwa PKS memang termasuk partai menangah. "Walapun di partai Islam, lumayanlah kita yang terbesar," lanjutnya.
Sementara, mengenai capres, kata Tifatul, menilai belum ada tokoh yang kuat untuk diajukan sebagai capres dari partai-partai Islam.
"Siapa coba. Saya di PKS juga bilang sama teman-teman kalau kita di bawah 15 persen ya buat apa mencalonkan. Ya berbenah di legislasi saja," ujar Tifatul.
Kemarin (17/3), Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network) merilis hasil surveinya mengenai perkiraan perolehan suara partai politik pada Pemilu 2014. Hasilnya, partai berbasis massa Islam atau berideologi Islam kalah pamor dari partai nasionalis.
Survei LSI Network yang dilakukan bulan Maret 2013 menunjukkan bahwa tak satu pun partai Islam berada di empat besar perolehan suara.
Semua partai Islam atau berbasis massa Islam yang telah disahkan sebagai partai politik peserta Pemilu 2014 – PPP, PKB, PAN, dan PKS – hanya memperoleh dukungan suara di bawah 5 persen. Elektabilitas PKB tercatat 4,5 persen, PPP 4 persen, PAN 4 persen, dan PKS 3,7 persen.
Tingkat keterpilihan partai Islam dan berbasis massa Islam itu jauh di bawah empat partai nasionalis, yakni Partai Golkar 22,2 persen, PDI Perjuangan 18,8 persen, Partai Demokrat 11,7 persen, dan Partai Gerindra 7,3 persen. Satu partai baru, yakni Nasdem, bahkan elektabilitasnya sejajar dengan PKB yakni 4,5 persen. [suaramerdeka.com]
0 komentar:
Posting Komentar