" Bersama PKS )|( , Membangun Magelang, Menuju Indonesia yang Adil dan Sejahtera, dengan : Cinta, Kerja, Harmoni "
Home » » Shalahudin Al Ayyubi [Mengambil Hikmah Kemenangan, Selesai]

Shalahudin Al Ayyubi [Mengambil Hikmah Kemenangan, Selesai]

Written By PKS KOTA MAGELANG on Kamis, 14 Maret 2013 | 14.3.13

ilustrasi. (inet).

Mengambil Hikmah Kemenangan

PKS KOTA MAGELANG -- [Tarikh], Shalahudin Al Ayyubi menginfakkan dirinya sepenuhnya untuk membebaskan Jerusalem. Tiada hari ia lalui tanpa berfikir siang dan malam untuk bisa menggapai kemenangan Islam. Bahkan seringkali tidak ada waktu untuk sekedar makan, karena begitu perhatiannya untuk Jerusalem, hingga akhirya kemenangan itu ia dapatkan di perang yang menentukan, yakni perang Hittin.

Namun, ada beberapa sebab dan pendahuluan kemenangan ini. Kita semestinya tidak lupa bahwa sebab dan pendahuluan sebenarnya yang mengantarkan umat Islam pada kemenangan itu bukan berasal dari diri Shalahudin. Akan tetapi, sebab itu adalah hasil dari mengikuti jalan yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw. pada perang Badar dan Ahzab serta peristiwa penaklukkan Mekkah.

Lalu, apa rahasia dan sebab-sebab kemenangan yang diraih Shalahudin dan umat Islam ketika itu?
1. Bertakwa kepada Allah dan menghindari kemaksiatan
Dengan bertakwa kepada Allah dan menghindari kemaksiatan, maka itu meningkatkan spiritual pada setiap pasukan. Sehingga ia meminta perlindungan dan kemenangan serta menaruh semua harapan hanya kepada Allah swt. Ini adalah langkah pertama menuju kemenangan dan ini adalah tanda-tanda akan datangnya berita gembira.

Selain itu, Allah tidak akan membiarkan begitu saja pasukan mukmin yang bergantung kepadan Nya dan melaksanakan perintah-perintah Nya sesulit apapun keadaannya dan sebesar apapun konspirasi musuh atas umat Islam. Apabila pasukan Islam mengalami kesulitan mendapatkan bantuan perlengkapan duniawi, Allah akan memberi bantuan kepada mereka dari langit. Allah akan melemparkan rasa takut kedalam hati musuh-musuh mereka dan memberi mereka kemenangan dari arah yang tidak disangka.

2. Persiapan penuh dan fokus terhadap masalah pembebasan Jerusalem
Para sejarawan sepakat bahwa Shalahudin sangat menaruh perhatian terhadap pembebasan Jerusalem. Hal itu menyita waktu dan istirahatnya. Hatinya sangat merindukan kebebasan Jerusalem. Dia bahkan tidak bisa merasakan ketentraman dan ketenangan sebelum Jerusalem terbebaskan dari tangan-tangan kaum penjajah. Bagi Shalahudin, pendudukan Jerusalem adalah perkara penting yang tidak mampu dipikul oleh gunung.

Teman dekat Shalahudin, Al Qadhi Baha’uddin, menggambarkan keadaan Shalahudin ketika mengajak dan mendorong umat Islam untuk berjihad di jalan Allah melawan pasukan Salib, “Shalahudin bagaikan ibu yang kehilangan anaknya. Dia menunggangi kuda dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mendorong orang-orang untuk berjihad. Dia berkeliling ke daerah-daerah dan menyeru umat Islam untuk berkorban untuk Islam, sedangkan kedua matanya meneteskan airmata. Dia selalu disibukkan dengan urusan jihad. Tiada yang dia bicarakan kecuali urusan jihad. Tiada pula yang dia perhatikan kecuali menyediakan sarana dan pasukan untuk berjihad. Dia hanya tertarik kepada orang yang mengingatkan dan mendorongnya untuk berjihad”.

Demikian gambaran bahwa Shalahudin menaruh seluruh jiwa dan raganya untuk kepentingan umat yang sedang di jajah. Ia tidak terlena oleh kefanaan dunia sebagaimana kebanyakan umat Islam pada zamannya. Ia menyeru umat Islam untuk bersatu, melawan kedzaliman dan kebathilan yang sedang terjadi.

Perhatiannya kepada persiapan militer dan penyiapan sebab-sebab kekuatan materi sama dengan perhatiannya pada persiapan spiritual dan moral. Diantaranya adalah membentuk berbagai pasukan khusus di antara tentaranya. Tidak hanya pasukan darat saja, namun juga pasukan armada laut. Bahkan ia mendirikan dewan khusus untuk mengatur penghasilan dan penggunaannya serta mengawasi urusan armada.

Setelah persiapan dan perhatian yang penuh ini, dia menyerang musuhnya dengan keimanan yang kuat dan tekad yang jujur. Musuhpun mundur dan kalah.

3. Kesatuan politik negeri-negeri Islam Setelah kematian khalifah Fathimiyah, maka Shalahudin naik menjadi Sultan Mesir. Dia meluaskan kerajaannya dengan menaklukkan Nubia (negeri selatan Mesir), Yaman, dan Hijaz. Laut merah dan sekitarnya berada dalam kontrolnya. Dia juga menyatukan Syria, setelah Nurudin Zanki (penguasa Syria) meninggal dunia dan kekacauan melanda negeri tersebut. Begitupun Damaskus, Aleppo dan kota-kota lainnya ia gabungkan kedalam kerajaannya. Dengan demikian terbentuklah kesatuan negeri-negeri Islam yang mencakup Irak Utara (Kurdistas), Syria, Yaman, Mesir, Barqah dan negara-negara kecil lainnya.

Tidak diragukan bahwa pembentukan kesatuan ini dan penguatan pilar-pilarnya mempunyai pengaruh besar dalam membebaskan Jerusalem. Ketika negeri-negeri Islami dan politik yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang mukmin, pahlawan yang berpengalaman, komandan yang pemberani, sultan yang terlatih, dan amir yang ikhlas, maka kemenangan pasti akan diraih oleh umat Islam. Panji kemuliaan Islam pun akan berkibar di seluruh negeri Muslim. Itulah yang mampu dilakukan oleh Shalahudin Al Ayyubi. Dia berhasil mengalahkan pasukan salib, mengusir para penyerbu yang bengis, dan membebaskan Masjid Al Aqsha dari tangan-tangan para durjana.

4. Tujuan berperang adalah meninggikan kalimat Allah
Dalam manhaj Islam, sebelum berangkat ke medan perang, seorang mujahid harus terlebih dahulu membersihkan niatnya. Ia tidak boleh meniatkan perang untuk mendapatkan ghanimah (hasil rampasan perang), reputasi, fanatisme ataupun riya’. Dia harus mengikhlaskan niat karena Allah swt. semata dan untuk mendapatkan keridhaan Nya. Dalam sebuah hadits nabi Muhammad saw. ditanya mengenai orang yang berperang karena berani, fanatisme golongan, dan riya’. Siapakah di antara mereka yang berada di jalan Allah? Beliau menjawab, “Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka dia berada di jalan Allah”. (Hadits shahih yang diriwayatkana oleh Bukhari dan Muslim)

Shalahudin Al Ayyubi terjun berperang untuk meninggikan kalimat Allah ini. Banyak bukti-bukti yang dituliskan oleh sejarawan tentang niat Shalahudin dalam jihad ini. Salah satu buktinya adalah, bahwa pada setiap kesempatan setelah usai peperangan, ia selalu memperlakukan tahanan perangnya dengan perlakuan yang baik. Bahkan tidak jarang ia mengeluarkan pajak tahanan dari kantongnya sendiri untuk bisa membebaskan tahanan-tahanan perang yang ada, khususnya kaum perempuan, anak-anak dan orang-orang tua. Ia tidak memperlakukan tahanannya seperti perlakuan tentara Salib terhadap umat Islam, dimana digambarkan bahwa anak-anak, ibu-ibu dan orang-orang tua yang menjadi tahanan mereka, dibunuh secara membabi buta, sampai warna sungaipun berubah menjadi darah. Ini adalah bukti, bahwa ketulusan hati Shalahudin Al Ayyubi berperang adalah semata-mata karena Allah swt., bukan karena nafsu atau dengki, atau hal-hal lainnya.

5. Pembebasan adalah masalah Islam dan kaum Muslimin
Syariat Islam menyatakan bahwa apabila orang-orang kafir menduduki negeri kaum Muslim, maka semua orang Muslim wajib bersatu untuk membebaskan negeri yang dijajah dari cengkeraman musuh dan orang-orang kafir. Allah swt. berfirman dalam Al Quran surat At Taubah ayat 39 : “Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ”

Selanjutnya Allah swt. juga berfirman dalam ayat 41 surat At Taubah,”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

Berdasarkan prinsip di atas, maka Shalahudin mengumpulkan semua kaum muslimin di seluruh wilayah kekuasaannya dan menyeru mereka untuk menghentikan kejahatan pasukan Salib yang mengotori kesucian Jerusalem. Demikianlah pasukan Shalahudin terbentuk dan tersusun rapi yang terdiri dari umat Islam yang mengimani Rabb nya, Rasul sebagai suri tauladannya, Al Quran sebagai pedomannya, jihad sebagai semangat berjuangnya, dan syahid di jalan Allah sebagai cita-citanya yang tertinggi.

Demikian perjuangan Shalahudin al Ayyubi demi menegakkan kalimat Allah dan membebaskan bumi Jerusalem. Kiranya kita semua bisa menjadikan perjuangan Shalahudin sebagai contoh dan tauladan yang baik. Mudah-mudahan Allah swt. melimpahkan shalawat serta salam kepada baginda Rasulillah Muhammad saw., para sahabatnya, dan para tabiin hingga akhir zaman. [end.]
-----
[Aidil Heryana, S.Sosi | Dakwatuna]


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template Created : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. PKS KOTA MAGELANG - All Rights Reserved
ReDesign by PKS KOTA MAGELANG
Powered by Blogger