 |
| Sri Praptono, Fraksi PKS Jateng. |
PKS KOTA MAGELANG -- Semarang, Kekhawatiran akan dampak buruk menggunungnya tumpukan sampah , bukan hal yang berlebihan, sebab pertumbuhan penumpukan sampah di Jawa Tengah mencapai 16.628 kubik per hari, sementara yang mampu diangkut hanya 66,8 persen atau 11.108 kubik per hari.
Data juga menunjukkan Setiap harinya, manusia menghasilkan sampah 0,8 kilogram, jika jumlah penduduk Jateng 32 juta jiwa, dapat dibayangkan betapa besar produk sampah di Jateng. Jika tidak ditangani secara serius, tumpukan sampah akan menjadi bom waktu yang dapat merusak Jawa Tengah.
“ fakta tentang sampah sangat serius, maka perlu infrastruktur yang memadai untuk mengelola sampah, sekaligus didukung dengan kebijakan dan produk hukum yang baik”, ungkap Sri Praptono, anggota Pansus Raperda Pengelolaan Sampah DPRD Jateng.
Untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini Dewan tengah menggodok Raperda Pengelolaan Sampah, untuk menangani masalah sampah secara komperehensif, yang mencakup prosesing sampah dari hulu sampai hilir, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, dan finishing.
Disamping mereokendasikan untuk mengubah manajemen TPA dari sistem open dumping (buang tanpa pengolahan) ke teknologi sanitary landfill (lahan urug saniter) atau comentrolled landfill (penimbunan terkendali) yang lebih ramah lingkungan
Menurut Kepala Dinas Ciptakaru Jawa Tengah, Maladiyatmo, Raperda Pengelolaan sampah, akan memuat perubahan paradigma dari status sampah yang semula dianggap limbah, sekarang bersatus sebagai sumber daya. Jika nanti Raperda ini menjadi Perda juga akan menghapus konflik antar daerah yang seringkali muncul dalam hal penanganan sampah.
“dulu sampah sebagai limbah harus dikumpulkan, diangkut dan dibuang, perlu biaya tinggi sekaligus sebagai ancaman. Tetapi sekarang sampah sama dengan sumberdaya untuk menambah pendapatan dan peluang ekonomi” katanya. [pksjateng.or.id]
Data juga menunjukkan Setiap harinya, manusia menghasilkan sampah 0,8 kilogram, jika jumlah penduduk Jateng 32 juta jiwa, dapat dibayangkan betapa besar produk sampah di Jateng. Jika tidak ditangani secara serius, tumpukan sampah akan menjadi bom waktu yang dapat merusak Jawa Tengah.
“ fakta tentang sampah sangat serius, maka perlu infrastruktur yang memadai untuk mengelola sampah, sekaligus didukung dengan kebijakan dan produk hukum yang baik”, ungkap Sri Praptono, anggota Pansus Raperda Pengelolaan Sampah DPRD Jateng.
Untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini Dewan tengah menggodok Raperda Pengelolaan Sampah, untuk menangani masalah sampah secara komperehensif, yang mencakup prosesing sampah dari hulu sampai hilir, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, dan finishing.
Disamping mereokendasikan untuk mengubah manajemen TPA dari sistem open dumping (buang tanpa pengolahan) ke teknologi sanitary landfill (lahan urug saniter) atau comentrolled landfill (penimbunan terkendali) yang lebih ramah lingkungan
Menurut Kepala Dinas Ciptakaru Jawa Tengah, Maladiyatmo, Raperda Pengelolaan sampah, akan memuat perubahan paradigma dari status sampah yang semula dianggap limbah, sekarang bersatus sebagai sumber daya. Jika nanti Raperda ini menjadi Perda juga akan menghapus konflik antar daerah yang seringkali muncul dalam hal penanganan sampah.
“dulu sampah sebagai limbah harus dikumpulkan, diangkut dan dibuang, perlu biaya tinggi sekaligus sebagai ancaman. Tetapi sekarang sampah sama dengan sumberdaya untuk menambah pendapatan dan peluang ekonomi” katanya. [pksjateng.or.id]
0 komentar:
Posting Komentar