Oleh : Cahyadi Takariawan
Tidak ada yang menyangka, kemarin Jumat, 30 November 2012, adalah
pertemuan halaqah terakhir bagi ukhti Elly. Tidak seperti biasa, ukhti
Elly datang ke forum halaqah dengan wajah yang tampak sangat pucat dan
wajahnya lebam-lebam kehitaman.
Para ummahat menanyakan kondisinya. "Saya baik saja, hanya kurang tidur
dan kurang makan, karena tidak ada selera", jawab ukhti Elly.
Tubuhnya yang kurus memang tengah didera berbagai penyakit. Dua tahun terakhir mengidap hyperthyroid.
Memang pernah menjalani operasi thyroid, namun justru menyisakan
masalah lain. Setiap tidur menimbulkan bunyi dengkur, dan belakangan
bahkan sulit tidur.
Beberapa hari terakhir ukhti Elly memang mengalami gejala sulit tidur.
Nafasnya menjadi sesak setiap tidur berbaring. Akhirnya ukhti Elly kerap
tidur dengan posisi duduk bersandar dinding. Dengan posisi tidur
seperti ini, membuatnya mudah terjatuh. Wajahnya membentur lantai setiap
kali terjatuh dalam tidurnya yang tidak pernah pulas.
Itulah sebabnya wajahnya tampak lebam kehitaman. Sering terbentur lantai karena terjatuh saat tidur sambil duduk bersandar.
Kondisi kesehatannya semakin menurun. Badannya lemah karena tidak selera
makan. Sehari hanya mampu menyantap tiga suap nasi, itupun sering
muntah. Dua anaknya yang menemani di rumah, Dafi dan Iffah, sudah
berkali menyarankan agar ukhti Elly periksa ke dokter, namun selalu
ditolak. "Umi capek", kata Ukhti Elly setiap kali diajak berobat ke
dokter.
Tubuhnya yang kurus tampak semakin pucat hari Jumat kemarin. Tidak
peduli sakit yang dirasakan, ukhti Elly tetap berangkat ke forum
halaqah, sesuai jadwal. Bahkan Jumat pekan sebelumnya (23/11) masih
hadir dalam aksi munasharah Palestina. Luar biasa semangatnya untuk
selalu terlibat dalam dinamika dakwah.
Para ummahat menawarkan mengajak makan siang bersama Jumat kemarin, dan
ukhti Elly tampak bahagia. "Saya ingin makan masakan Padang", katanya.
Maka diantarlah ukhti Elly ke rumah makan Padang.
"Apa nanti tidak kemahalan kalau di rumah makan Padang?" tanya ukhti Elly.
"Jangan pikirkan mahalnya ukhti. Kami yang bayar", kata seorang ummahat.
Tidak ada yang menyangka, itu adalah forum halaqah terakhir dan acara
makan siang terakhir bagi ukhti Elly. Para ummahat melihat ukhti Elly
tampak bahagia di siang itu, walaupun wajahnya pucat dan ada
lebam-lebam.
Pulang dari forum halaqah, ukhti Elly kembali istirahat. Seperti biasa,
malam itu ia memilih tidur di bawah, di ruang keluarga. Bukan di kamar
tidur. Sambil duduk bersandar ukhti Elly mencoba memejamkan mata. Tak
cukup mudah baginya untuk terlena. Sesekali terjatuh ke lantai.
Jam sepuluh malam, Dafi pulang dari kerja, membangunkan Uminya agar
tidur berbaring. Ukhti Elly masih menjawab “Ya”. Dafi segera masuk ke
kamarnya untuk istirahat. Namun sekitar jam sebelas malam, Iffah
berteriak histeris karena menjumpai uminya terbaring kaku. Allah telah
memanggilnya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
"Umi capek", itu yang sering disampaikan kepada anak-anaknya akhir-akhir
ini. Allah berkenan mengistirahatkan ukhti Elly dalam kedamaian. Allah
yang akan mengobati semua sakit dan derita yang pernah dirasakan. Allah
yang akan menghibur semua kesedihan yang selama ini dipendam
dalam-dalam.
Tidak ada yang menyangka, kemarin Jumat, 30 November 2012, adalah
pertemuan halaqah terakhir bagi ukhti Elly. Tubuhnya yang kurus dan
berbagai sakit yang diderita, tidak menghalanginya untuk tetap berangkat
menunaikan kegiatan halaqah.
Seakan ia ingin mengucapkan salam perpisahan. Ia ingin makan siang
terakhir ditemani para ummahat satu halaqah. Ia ingin mengabarkan,
betapa bahagia hatinya berada dalam jama'ah ini. Ia ingin mengungkapkan,
betapa kerinduan yang amat besar untuk selalu berada dalam kehangatan
halaqah.
Namun kerinduan ukhti Elly kepada Allah lebih besar lagi. Maka iapun
menghadap Allah dengan segenap kepasrahan dan cinta kepada-Nya.
Selamat jalan ukhti, semoga husnul khatimah. Aamiin.
Perjalanan Solo - Jogja, sabtu 1 Desember 2012
0 komentar:
Posting Komentar